mengenal serat wirawiyata
Serat
wirawiyati adalah sebuah karya sastra lama, yang naskah aslinya ditulis dalam
bahasa Jawa yang dikarang oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya KGPAA
Mangkunegara IV. Naskah ini berbentuk tembang Jawa dimana isinya itu mengenai pepatah-pepatah,
ajaran moral, ajaran kepemimpinan, dan ajaran keprajuritan. Serat wirawiyata
ini terdiri dari dua pupuh yaitu pupuh sinom yang terdiri 42 bait dan pupuh
pangkur terdiri 14 bait. Serat wirawiyata ini tidak diketahui siapa
pengarangnya namun kita dapat menentukan bahwa gagasan yang terdapat dalam naskah
itu adalah buah pikir KGPAA Mangkunegaran IV. Dapat dilihat pada bait 1 pupuh
sinom:
Srinata dea makarti
Wirawiyata nujwari
Respati tanggal sepisan
Sasi saban wuku wukir
Dae sangkaleng warsi
Murtyas daha mulang sunu
Asung wasiyat putra
Jeng Gusti Pangeran Dipati
Arya Mangku Nagara ingkang kaping
pat
Artinya:
Wirawiyata dibuat atas perintah sang raja, pada hari Kamis tanggal yang
pertama, bulan Saban, wuku wukir dengan sengkalan “Mutyas daha mulang sunu” atau
pada tahun Jawa 1877 dan tahun Masehi 1860 bulan pebruari. Kanjeng Gusti
Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran IV yang memberi ajara kepada para putranya.
Serat
Wirawiyata menggunakan tembang macapat sebagai media untuk menarik minat
pembaca dari kalangan masyarakat Jawa. Pada pupuh sinom berisi ajaran
patriotisme kepada prajurit. Ajarannya antara lain keikhlasan menjadi prajurit,
menjaga kesetian janji prajurit, bijaksana, cinta tanah air, berjiwa ksatria,
bertekad kuat, rela berkorban, , pantang menyerah, berjiwa pembaharu. Prajurit
harus mampu membuktikan kepada negara seberapa besar jasa, kepandaian dan
ketenaran yang dapat dimanfaatkan oleh negara. Hal itu dapat dilakukan dengan
rajin berlatih, taat terhadap peraturan, melaksanakan semua perintah, disiplin,
bertanggung jawab, selalu siaga dan tidak takut kematian.
Sedangkan
pada pupuh pangkur berisi pedoman bagi panglima untuk memilih calon prajurit
yang baik. Calon yang diperlukan harus mempertimbangkan tujuh hal, antara lain:
1.
Seorang
prajurit harus jelas garis keturunannya.
2.
Berasal
dari bumi kelahirannya.
3.
Sehat
jiwanya.
4.
Berbadan
kuat dan kekar.
5.
Tidak
berpenyakit.
6.
Memiliki
perangai jantan.
7.
Tidak
memiliki kegemaran yang merugikan.
Dan juga
pada pupuh pangkur berisi pengelompokan tugas prajurit ke dalam bidang
masing-masing sesuai kecocokan ukuran tubuh. Hal ini dilambangkan sebagai
berikut:
1.
Sedheng
Dedegira
Sedheng
dedegira yaitu orang yang memiliki tinggi badan sedang atau yang berbadan
pendek kecil. Dengan ciri-ciri perwatakan seperti itu, cocok untuk memegang
senjata.
2.
Lencir
Lencir
artinya orang yang badannya kurus. Prajurit yang memiliki perawakan lencir
kebanyakan kurang lincah, sebaiknya dipersenjatai dengan tombak karena
jangkauan tangannya panjang.
3.
Sadhepah
Sadhepah
adalah orang yang berperawakan tinggi kekar, tulang ototnya tampak menonjol.
Ini lebih cocok diserahi tanggung jawab untuk mengurus meriam karena kuat dalam
mengarahkan meriam pada sasaran.
4.
Luhur
kang Sembada
Luhur
kang sembada artinya orang yang berperawakan tinggi perkasa. Prajurit dengan
ciri-ciri seperti itu cocok untuk menjadi prajurit berkuda. Hal ini dilandasi
oleh pemikiran bahwa orang yang berperangai demikian akan lebih mudah
menunggang dan mengendalikan kuda daripada orang yang bertubuh pendek.
5.
Mandraguna
Mandraguna
adalah orang yang berperawakan serba baik dan berkemampuan serba bisa. Prajurit
ini dapat ditugasi di berbagai bidang. Segala hal untuk kebutuhan prajurit juga
harus diperhatikan sehingga mereka dapat menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya. Itulah sebagian isi Serat Wira Wiyata karangan KGPAA
Mangkunagara IV
Secara etimologi, serat wirawiyata dbentuk
oleh dua kata yakni wira yang berarti “lelaki” dan wiyata berarti “pengajaran”.
Jadi wirawiyata adalah pengajaran mengenai keperwiraan atau kepahlawanan.
Hampir semua yang ada dalam naskah ini berisi pesan dan ajaran tentang sifat
yang harus dimiliki oleh setiap prajurit dan perwira untuk mencapai keutamaan.
sumber:
Budhisantoso, S. Rosyadi dkk.1990.Serat Wirawiyata.Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Komentar
Posting Komentar