SEJARAH DAN PRASEJARAH BAHASA JAWA KUNA


Pengetahuan mengenai sejarah Jawa Kuno berdasarkan piagam dan prasasti yang ditulis di atas batu maupun di lempengan berasal dari perunggu. Tulisan tersebut biasanya menyebutkan tanggal dikeluarnya lewat sebuah sistem yang berkaitan dengan gejala astronomis.
Ini merupakan contoh orang Jawa dulu menentukan tanggal. Kemudian dalam prasasti sistem hari tersebut disempurnakan lagi dengan menyebut tingginya bulan. Mengenai prasasti Sukabumi sampai tanggal 25 maret 804 merupakan suatu tanggal untuk mengawali tinjauan mengenai sastra Jawa Kuno.
Pada tanggal 25 Maret 804 merupakan tanggal tertua, maka ini merupakan tonggak yang mengawali sejarah bahasa jawa Kuno. Prasasti Sukabumi merupakan piagam pertama yang mempergunakan bahasa Jawa Kuno dan sejak saat itu bahasa itulah yang dipakai dalam kebanyakan dokumen resmi.
Maka dari itu ada kaitannya dengan bahasa Jawa Kuno sebelum tahun 804 merupakan pra-sejarah. Dokumen yang tertulis di atas batu atau perunggu ada kemungkinan diselamatkan dalam bentuk aslinya. Sampai awal abad ke-9 bahasa Sansekertalah yang dipakai, bukan bahasa Jawa Kuno. Tetapi pada kenyataannya tidak memiliki prasasti dalam bentuk yang asli, hanyalah sebuah salinan yang dibuat tahun 120.
Pada abad ke-9 sastra Jawa Kuno menampilkan sifat sastra yang sangat rumit. Berhubung bahan tulisannya tidak awet sehingga hanya dapat dipakai selama seratus tahun, maka teksnya harus disalin kembali sampai berulang kali supaya dapat diselamatkan. Untuk mengetahui bahasa Jawa Kuno sebelum tahun 804 harus mengandalkan sumber yang ditulis dalam bahasa yang bukan bahasa Jawa Kuno.
Pada abad ke-7 peziarah Cina yang mengunjungi tempat suci kaum budha di India untuk mempelajari agama. Meraka tinggal di Indonesia dengan menyibukkan diri menerjemahkan teks kedalam bahasa Cina. Contohnya mengenai I Ching yang dalam perjalanan dari Cina ke India ia singgah di Sumatera sampai delapan bulan mempelajari tata bahasa Sansekerta. Dalam perjalan pulang ia kembali ke Sriwijaya dan tinggal disana selama sepuluh tahun dengan menyalin teks yang ada sangkut pautnya dengan agama Buddha dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Cina.
Karya sastra Cina yang ditulis pada abad ke-6 Kao Seng Chuan menceritakan seorang pangeran dari Kashmir, Gunawarman, memeluk agama Buddha dan  menyebarkan agama pada abad ke-5 tapi ketika berada di Jawa ia juga menerjemahkan teks dari mazhab Mulasarwastiwada. Teks keagamaan yang di terjemahkan ke dalam bahasa Cina rupanya berpangkal pada teks asli dalam bahasa Sansekerta atau bahasa Pali.
Bahasa Jawa kuno merupakan bahasa yang dikenal sebagai bahasa Nusantara dan merupakan sub bagian kelompok linguistis Austronesia. Sifat yang nampak dalam bahasa Jawa Kuno adalah munculnya kata yang berasal dari bahasa Sansekerta dan ciri-ciri pokok tetap merupakan sutau bahasa Nusantara. Secara linguistis pengaruh India terhadap daerah Indonesia yang mengalami proses Hinduisasi tidak mengakibatkan semacam pembaharuan antara bahasa India dan bahasa Nusantara.

Sumber:

Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Den Haag: Djambatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbandingan Antara Bahasa Jawa Kuna dengan Jawa Baru

mengenal serat wirawiyata